1. Erupsi Gunung Minoan di Pulau Santorini dan Crete, Yunani
Sebuah gunung berapi meletus di Pulau Santorini, sekitar tahun1645 SM. Letusan besar itu menyebabkan kehancuran di Pulau Santorini dan pulau terdekatnya, Kepulauan Crete. Desa-desa yang terletak di pulau tersebut bahkan hilang, dan ditemukan kembali di era modern. Hal yang menarik dari peristiwa ini mengingatkan pada cerita Plato mengenai kota Atlantik. Para ahli mengasumsikan bahwa penduduk Pulau Minoan telah mengetahui akan terjadinya ledakan besar, sehingga saat dilakukan penelitian tidak ditemukan jejak-jejak keberadaan korban bencana letusan gunung berapi. Bahkan hanya bangunan rumah dan gedung-gedung saja yang dapat ditemukan, selainnya seperti sudah diungsinkan.
Sebuah gunung berapi meletus di Pulau Santorini, sekitar tahun1645 SM. Letusan besar itu menyebabkan kehancuran di Pulau Santorini dan pulau terdekatnya, Kepulauan Crete. Desa-desa yang terletak di pulau tersebut bahkan hilang, dan ditemukan kembali di era modern. Hal yang menarik dari peristiwa ini mengingatkan pada cerita Plato mengenai kota Atlantik. Para ahli mengasumsikan bahwa penduduk Pulau Minoan telah mengetahui akan terjadinya ledakan besar, sehingga saat dilakukan penelitian tidak ditemukan jejak-jejak keberadaan korban bencana letusan gunung berapi. Bahkan hanya bangunan rumah dan gedung-gedung saja yang dapat ditemukan, selainnya seperti sudah diungsinkan.
Minoan, (sumber: web) |
2. Melestusnya Gunung Vesivius Di Teluk Naples, Itali
Bencana meletusnya Gunu Vesuvius tejadi pada 24 Agustus, 79 setelah masehi, yang efek letusannya mengubur Kota Pompey dan Herculaneum. Ada yang menyebabkan bahwa letusan gunung Vesivius merupakan yang paling dashyat dan berbahaya. Sebelum Vesuvius meletus hebat, terlebih dulu terjadi gempa yang diabaikan oleh para penduduk Pompei dan Herculaneum. Padahal jarak antara Gunung Vesuvius dengan Kota Pompei hanya 5 Mil jauhnya; bahkan kota Herculaneum lebih dekat lagi. Akibatnya kematian tragis tidak dapat ditolak oleh para penduduk kedua kota tersebut, mereka mati terbakar, tercekik debu, dan sesak tertimbum oleh debu-debu vulkano. Namun yang hebat dari kejadian meletusnya Gunung Vesuvius ini, masih dapat ditemukan jejak-jejak kehidupan, dan bahkan fosil mayat-mayat korban letusan. Lebih dari 1500 tahun Kota Pompei dibiarkan terkubur, namun ditemukan setelah penduduknya membersihkan daerah tersebut setelah terjadi letusan kedua kalinya. Namun secara utuh diungkapkan setelah di era abad 20.
Bencana meletusnya Gunu Vesuvius tejadi pada 24 Agustus, 79 setelah masehi, yang efek letusannya mengubur Kota Pompey dan Herculaneum. Ada yang menyebabkan bahwa letusan gunung Vesivius merupakan yang paling dashyat dan berbahaya. Sebelum Vesuvius meletus hebat, terlebih dulu terjadi gempa yang diabaikan oleh para penduduk Pompei dan Herculaneum. Padahal jarak antara Gunung Vesuvius dengan Kota Pompei hanya 5 Mil jauhnya; bahkan kota Herculaneum lebih dekat lagi. Akibatnya kematian tragis tidak dapat ditolak oleh para penduduk kedua kota tersebut, mereka mati terbakar, tercekik debu, dan sesak tertimbum oleh debu-debu vulkano. Namun yang hebat dari kejadian meletusnya Gunung Vesuvius ini, masih dapat ditemukan jejak-jejak kehidupan, dan bahkan fosil mayat-mayat korban letusan. Lebih dari 1500 tahun Kota Pompei dibiarkan terkubur, namun ditemukan setelah penduduknya membersihkan daerah tersebut setelah terjadi letusan kedua kalinya. Namun secara utuh diungkapkan setelah di era abad 20.
Gunung Vesuvius, (sumber: web) |
3. Gempa Bumi Pulau Crete dan Tsunami di Alexandria, Mesir dan Yunani
Pada 21 Juli 365 M, telah terjadi gempa bumi di Laut Mediterania. Pusat gempanya diperkirakan berada di Kepulauan Crete, kawasan Yunani, dengan kekuatan 8 skala Richter atau lebih. Gempa tersebut menghancurkan desa dan kota-kota di sekitar pulau, bahkan meluasa ke area Yunani, Libya, Cyprus dan Sicilia. Bencana tidak habis disitu saja, setelah terjadi gempa, tsunami pun menyapu Alexandria, Mesir, dan area sekitarnya. Bencana tersebut tertulis dan menjadi bukti dokumentasi; terungkap bahwa sebuah perahu besar dihanyutkan sejauh dua mil sekitar 3, 2 kilometer oleh ombak besar. Sebuah catatan yang ditulis oleh Ammianus Marcellinus menggambarkan dan mengungkapkan efek baik gempa maupun tsunami secara detil. Dia menuliskan bagaimana bumi terguncang dan lautan surut di Alexandria, dan bagaimana ombak hebat menggenangi kota dengan air laut.
Pada 21 Juli 365 M, telah terjadi gempa bumi di Laut Mediterania. Pusat gempanya diperkirakan berada di Kepulauan Crete, kawasan Yunani, dengan kekuatan 8 skala Richter atau lebih. Gempa tersebut menghancurkan desa dan kota-kota di sekitar pulau, bahkan meluasa ke area Yunani, Libya, Cyprus dan Sicilia. Bencana tidak habis disitu saja, setelah terjadi gempa, tsunami pun menyapu Alexandria, Mesir, dan area sekitarnya. Bencana tersebut tertulis dan menjadi bukti dokumentasi; terungkap bahwa sebuah perahu besar dihanyutkan sejauh dua mil sekitar 3, 2 kilometer oleh ombak besar. Sebuah catatan yang ditulis oleh Ammianus Marcellinus menggambarkan dan mengungkapkan efek baik gempa maupun tsunami secara detil. Dia menuliskan bagaimana bumi terguncang dan lautan surut di Alexandria, dan bagaimana ombak hebat menggenangi kota dengan air laut.
Kota Alexandria, (sumber: web) |
4. Wabah Antonine Di Kekaisaran Romawi.
Wabah ini dinamakan Wabah Antonin, karena salah satu yang menjadi korbannya adalah Marcus Arelius Antoninus, sang Kaisar Roma. Wabah ini juga dikenal dengan wabah Galen, diambil dari nama ahli fisika Yunani yang mendokumentasikan wabah tersebut. Berdasarkan simpulannya, para ahli sejarah meyakini wabah yang menjangkiti Kaisar Antonine adalah penyakit cacar atau campak. Wabah ini disebut sebagai bencana alam karena telah menewaskan korban dengan jumlah yang signifikan. Wabah ini diyakini dibawa oleh para prajurit yang pulang dari peperangan di daerah timur. Diperkirakan jumlah korban mencapai 5 juta orang tewas akibat wabah Antoin, dan 2,000 orang diperkirakan sekarat setiap harinya di Kota Roma.
Wabah ini dinamakan Wabah Antonin, karena salah satu yang menjadi korbannya adalah Marcus Arelius Antoninus, sang Kaisar Roma. Wabah ini juga dikenal dengan wabah Galen, diambil dari nama ahli fisika Yunani yang mendokumentasikan wabah tersebut. Berdasarkan simpulannya, para ahli sejarah meyakini wabah yang menjangkiti Kaisar Antonine adalah penyakit cacar atau campak. Wabah ini disebut sebagai bencana alam karena telah menewaskan korban dengan jumlah yang signifikan. Wabah ini diyakini dibawa oleh para prajurit yang pulang dari peperangan di daerah timur. Diperkirakan jumlah korban mencapai 5 juta orang tewas akibat wabah Antoin, dan 2,000 orang diperkirakan sekarat setiap harinya di Kota Roma.
Marcus Arelius Antoninus, kaisar Romawi yang jadi korban wabah Galen, (sumber:web) |
5. Gempa Bumi Damghan, Iran
Gempa bumi yang menimpa Kota Damghan diperkiran berkekuatan 7,9 skala Richter, dengan jangkauan 200 Mil (320 Kilometer), terjadi di Negara Iran, 22 Desember 856 M. Episentrum gempa diyakini berada di bawah Kota Damghan, yang saat itu berfungsi sebagai ibukota. Korban jiwa diperkirakan mencapai 2,000 orang, gempa ini berada diurutan kelima sebagai yang mematikan dalam catatan sejarah. Gempa ini disebabkan oleh lempengan berada di bawah pegunungan Alpide, yang merupakan area rentan akan terjadinya gempa. (**)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar